Jumat, 03 Desember 2010

perkenalan

ini sebuah percakapan standar antar 2 orang yang baru bertemu. dengan spelling nama yang hampir mirip, namun berbeda latar. baik latar belakang, latar budaya, lampu latar, lampu disko, lampu taman, taman budaya, taman mini indonesia indah ataupun jalan taman siswa yang ada di selatan kota jogya.

Gayus : “eh kamu mo ngedompleng ketenaran saya yang gila-gilaan ini ya?”

Gay us : “apaan sich?”

Gayus : “itu nama kamu. Sama dengan punya saya”

Gay us : “beda sayangku, kamu gayus kalo saya gay us. Pake space”

Gayus : “owh berarti kamu luar angkasa? Saya tambunan”

Gay us : “bukan space luar angkasa. spasiii itu loh. Diantara Y dan U di kasi spasi.”

Gayus : “oh, kepanjangannya apa?”

Gay us : “gak ada”

Gayus :” kok gak ada? Harus ada dong. Bikin nama tuh yang konkrit, bukan dilakukan dengan setengah hati seperti itu. Seperti saya “gayus tambunan” nah begitu kan keren. Lebih konkrit, cewek-cewek juga lebih memandang kita dengan cara pandang yang gimanaaa gitu. Kita sebagai seorang lelaki harus tahu menahu dengan basic kita sendiri. Kedepannya ingin menjadi seperti apa, jadi intinya ya kita open minded lah, jadi tidak diremehkan status social kita seperti apa. Juga kita harus cerdas sebagai cowok dan blab la blab la tra la la tri li li li…”

Gay us : “zzzzzz -___-“ pa an seeech? Helllloooooowwww. Ini kan nama saya, ya terserah doong “ (dengan mata nanarnya, sambil menyingsingkan lengan bajunya dan bersiap-siap membabi buta.)

Gayus : “lho tidak bisa dong, kasus saya saja di usut terus sampe ke akar-akarnya. Ya saya mau juga dong mengusut tuntas hal seperti ini.” (bersiap sambil menggaruk daerah sensitifnya)

Gay us : “wow wow woooooo, slow dude slow.”

Gayus : “apaan?Nih (menghantamkan jidatnya ke dada gay us) dan sekali lagi ya nama saya gayus bukan dude. Kamu kira saya pemain sinetron liontin apa? TIDAK!!! GUEH GAYUS”

Gay us : “uhuk uhuk, bangsat. gue bales lu anjing.” (melemparkan sepatu Versace prada wedge heelnya yang berharga jutaan rupiah) “sekali lagi ya, biarpun saya minoritas, tapi tidak seperti ini dong prilaku kamu. Rina dan rini jalan-jalan pake bikini, semena-mena dan keji bagaikan FPI.” (dengan menangis sesenggukan melepas pantun garingnya)

Gayus : “memang sih, FPI akhir-akhir ini sedang meracau gak jelas. Mungkin mereka udah pusing kali yah? Kerja demo dan menyampaikan aspirasi tapi tak bergaji.” (gayus tampak mereda)

Gay us : “mana saya tau, EGP.”

Gayus : “ekspresi gaya pelajar” :O (dengan emoticon khas tweepsnya)

Gay us : “EMANG GUE PIKIRIN anjiiiiiiiiiiing, kaku abis lu jadi orang yah.”

Gayus : “hahahahahaha, bisa aja. Haaaaa dasar geliat si gender abu-abu.” (menggosok-gosok kepala gay us dengan ekspresi kebapakan yg kentara)

Gay us : “emang, sebenarnya siapa juga yang mau seperti ini? Saya juga tidak mau dilahirkan seperti ini mas, selalu jadi bahan tertawaan, ejekan, makian, kami selalu dikambing hitamkan. Mulai dari pembawa virus sampe perusak moral bangsa Indonesia tanah air ibu pertiwi garuda pancasila akulah pendukungmu ini.” (gay us curcol dengan terengah-engah menangis di dada gayus yang penuh dengan lemak dendam dari para masyarakat Indonesia tercinta)

Gayus : “ya sudah. Sekarang kamu tenang dulu yah. Yah tenang yah. Hoooop Cup cup cup. Naaaaah gitukan cantik” (hibur gayus dengan memeluk mesra dan tangannya sedikit turun ke bawah pinggul gay us. Dan perlahan-lahan membastardkan tingkahnya dengan nafsu liar yang bergelampangan)

Gay us : “ah lepaskan-lepaskaaaaaaan. Bangsat. aku kira kau memang peduli merapi kepadaku. Aku masih suc succcc…” (bibir gayus memotong perkataan gay us)

Gayus : “diam, aku perlu penyaluran” (dengan muka serakah khas zionis)

Gay us : “hei istighfar yus, istighfaaaaaarr” (berhasil melepaskan diri dengan cara menjentikkan jarinya tepat di amandel gayus)

Gayus : “istri far? Ya semenjak dipenjara istriku memang jauh. Jadi aku sudah tak perduli lagi. Aku kebelet. Memelukmu diriku bagaikan handuk yg telah 4 hari di jemur lalu disiram dengan air dingin. Seperti aku tersesat di padang pasir mesir selama 2 hari lalu menemukan oasis ditengah-tengahnya.” (terang gayus, dengan berkaca-kaca)

Gay us : “-__- abu lahab kena golok, pantesan disuap eh rupanya goblok.”

Gayus : “wuaaaww” (mendekat ke muka gay us) “LUCUUUUUUUU!!!!” (berteriak sekeras-kerasnya)

Gay us : “tunggu sebentar. Ini jalan ceritanya seperti apa sebenarnya?”

Gayus : “gak tau yah, Tanya aja tuh penulis” (menunjuk ke saya)

Penulis : “yang nulis saya kan? Mau mau saya dooooong. Kamu itukan sifatnya imajinatif. Mau mau saya dooooong. Gimana sih. Yg nulis saya, yg capek saya, yg tanggung jawab respons orang-orang saya. Kalo orang-orang memaki sumpah serapah tulisan ini emang kalian tanggung jawab? Tidak kan? Pasti saya kan? Please deeh helllloooooooww”

Gay us : zzzzzzzzz -_____-“ (garuk-garuk)

Gayus : :O

Gay us : :P

Gayus : ;*



bersambung.....

3 komentar:

  1. hohahahohohahaa. ini apaan sich yokiiiiii?
    ngelantur wae kuwe daaab dab.

    BalasHapus
  2. ini bukan cerpen. tapi ringkasan atau apa ya? glosarium bisa juga kali yah may? hahahahahahaha

    BalasHapus
  3. haahahaa bego abiiiiiis niyh kalimantan :P

    BalasHapus